Gerakan dari YAICI dan PP Muslimat NU Gencarkan Edukasi Gizi untuk Keluarga di Pontianak
Pada Jumat, 2 Agustus 2024, Pengurus Pusat (PP) bersama Pengurus Wilayah (PW) Muslimat Nahdlatul Ulama dan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) melakukan kunjungan ke beberapa keluarga di Kecamatan Pontianak Barat. Hasilnya? Sebanyak tiga dari lima keluarga dengan anak stunting mengkonsumsi kental manis sebagai susu.
Sumber : Foto Asli Liputan |
Program kunjungan keluarga ini adalah bagian dari kolaborasi YAICI dan PP Muslimat NU yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai kebiasaan konsumsi keluarga yang memiliki anak stunting atau gizi buruk. Selain itu, edukasi langsung juga diberikan kepada orang tua mengenai pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi anak.
Kebiasaan Konsumsi Kental Manis dan Dampaknya
Arif Hidayat, Ketua Harian YAICI, mengungkapkan bahwa temuan-temuan dari kunjungan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah dan pihak terkait untuk penanganan stunting yang lebih efektif. Dalam kunjungan ini, ditemukan bahwa banyak keluarga yang salah kaprah menganggap kental manis sebagai susu yang baik untuk anak.
"Usia ibu yang menikah dini, jumlah anak yang banyak dengan rentang usia pendek, serta kebiasaan konsumsi makanan dan minuman tinggi gula, seperti kental manis yang dijadikan susu untuk anak, adalah beberapa faktor penyebab utama stunting," jelas Arif.
Kebiasaan yang Salah Kaprah
Dalam beberapa keluarga, konsumsi kental manis menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan. "Ada yang karena suami biasa minum kopi susu pakai kental manis, akhirnya anak ikut konsumsi kental manis sebagai susu. Ada juga karena terpengaruh anak yang lebih besar konsumsi yang manis-manis, akhirnya anak yang lebih kecil juga terbiasa konsumsi," tambah Arif.
Selain kental manis, ditemukan juga masalah lain yang cukup memprihatinkan, seperti satu rumah yang ditempati oleh lebih dari satu keluarga dengan jumlah anak yang banyak. "Ada satu rumah yang anaknya juga stunting, ternyata rumah tersebut dihuni oleh 4 keluarga. Masing-masing keluarga sudah memiliki anak, bahkan satu keluarga memiliki delapan anak, ditambah dengan orang tua. Jadi satu rumah tersebut ditinggali oleh sekitar 21 orang. Bagaimanapun ini tidak sehat, kami harap ini dapat menjadi perhatian pemerintah setempat," jelas Arif.
Faktor Lingkungan dan Perilaku Masyarakat
Dalam pertemuan dengan PJ Gubernur Kalbar, dr. Harrison, di Kantor Gubernur Provinsi Kalbar, diungkapkan bahwa faktor lingkungan dan perilaku masyarakat menjadi penyebab sulitnya menurunkan angka stunting di Kalimantan Barat. "Stunting di Kalbar disebabkan oleh faktor lingkungan sebanyak 40%, 30% oleh perilaku masyarakat, dan sisanya karena layanan kesehatan," jelas dr. Harrison.
Faktor lingkungan seperti sanitasi dan ketersediaan air bersih di beberapa kabupaten, seperti Kapuas Hulu, belum memadai sehingga meningkatkan risiko penyakit infeksi pada balita. Sementara itu, perilaku masyarakat yang masih abai terhadap kebutuhan gizi anak juga menjadi masalah serius.
"Ikan di sini banyak dan mudah didapat. Tapi ikan-ikan ini lebih banyak dijual lalu dibelikan makanan instan. Mengenai susu, seharusnya yang diberikan susu murni, bukan susu kental manis. Kental manis ini isinya gula. Ini juga kekhawatiran kita karena angka diabetes di Kalbar juga tinggi. Kedepannya bisa memicu penyakit degeneratif, seperti jantung dan mata," ungkap dr. Harrison.
Pendampingan Keluarga sebagai Solusi
Erna Yulia Sofihara, Ketua Bidang Kesehatan PP Muslimat NU, menyatakan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti temuan ini melalui program pendampingan keluarga. "Saat ini kami sedang menggencarkan program Ibu Asuh stunting. Kelima keluarga tersebut selanjutnya akan didampingi oleh satu kader yang akan memonitor, mengedukasi, dan memastikan keluarga tersebut menerapkan pemberian gizi yang cukup untuk anak dan keluarga serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Keluarga juga akan mendapat sejumlah bantuan untuk pemenuhan gizi anak," jelas Erna.
Perspektif atau Opini Saya sebagai Wanita
Sebagai seorang wanita yang peduli dengan kesehatan keluarga, saya merasa perlu untuk berbicara mengenai dua isu penting yang sering diabaikan di masyarakat kita: stunting dan bahaya kental manis. Kedua hal ini memiliki dampak signifikan terhadap masa depan anak-anak kita dan kesehatan bangsa secara keseluruhan.
Stunting: Ancaman Serius untuk Generasi Masa Depan
Stunting adalah kondisi dimana tinggi badan anak lebih pendek dari standar usianya akibat kurang gizi kronis. Di Indonesia, prevalensi stunting masih tinggi, dan ini bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah sosial dan ekonomi. Sebagai seorang ibu, saya sangat khawatir dengan fakta ini. Anak-anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi terhadap berbagai penyakit, keterlambatan perkembangan kognitif, dan berkurangnya produktivitas di masa depan.
Saya percaya bahwa penyebab utama stunting adalah ketidakcukupan gizi pada masa-masa penting pertumbuhan anak, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan. Selama periode ini, nutrisi yang baik sangat penting untuk perkembangan otak dan tubuh anak. Namun, banyak keluarga yang belum memahami pentingnya memberikan makanan bergizi seimbang kepada anak-anak mereka. Edukasi mengenai nutrisi harus menjadi prioritas utama, baik dari pemerintah maupun masyarakat.
Sebagai wanita dan juga seorang ibu, kita memiliki peran penting dalam memastikan anak-anak mendapatkan nutrisi yang tepat. Mulai dari memilih bahan makanan yang sehat, memasak dengan cara yang benar, hingga memastikan anak-anak kita mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupannya. Selain itu, dukungan suami dan keluarga besar juga sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan anak.
Kental Manis: Produk yang Menyesatkan
Kental manis seringkali dianggap sebagai susu oleh banyak masyarakat, padahal kenyataannya tidak demikian. Kental manis adalah produk yang mengandung gula tinggi dan tidak cocok untuk dikonsumsi sebagai pengganti susu. Sebagai seorang ibu, saya merasa prihatin melihat banyaknya iklan yang menyesatkan, seolah-olah kental manis adalah produk yang baik untuk anak-anak.
Konsumsi kental manis yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk obesitas dan diabetes. Anak-anak yang terpapar gula berlebih sejak dini memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan kesehatan di kemudian hari. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita, terutama para ibu, untuk kritis terhadap iklan dan lebih cermat dalam memilih produk untuk keluarga.
Saya mendukung langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah untuk mengatur iklan kental manis dan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya produk ini. Namun, edukasi tidak hanya cukup dari pemerintah saja, kita sebagai masyarakat juga harus proaktif. Kita bisa mulai dengan mendidik diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita tentang pentingnya gizi seimbang dan bahaya gula berlebih.
Peran Wanita dalam Mengatasi Stunting dan Bahaya Kental Manis
Sebagai wanita, kita memiliki peran kunci dalam menjaga kesehatan keluarga. Kita adalah pengambil keputusan utama dalam hal makanan dan kesehatan anak-anak. Dengan pengetahuan yang tepat, kita dapat membuat pilihan yang lebih baik untuk anak-anak kita. Mengatasi stunting dan menghindari konsumsi kental manis yang berlebihan adalah langkah-langkah penting dalam memastikan generasi masa depan yang sehat dan cerdas.
Saya mengajak para ibu dan wanita di seluruh Indonesia untuk bersama-sama peduli dan bertindak. Mari kita pastikan anak-anak kita mendapatkan gizi yang cukup dan terhindar dari produk-produk yang menyesatkan. Masa depan bangsa kita ada di tangan mereka, dan tanggung jawab kita adalah memastikan mereka tumbuh dengan sehat dan kuat.
Dengan kolaborasi dan komitmen bersama, saya yakin kita bisa mengatasi masalah stunting dan mengurangi bahaya konsumsi kental manis di masyarakat. Mari kita mulai dari keluarga kita sendiri dan menjadi agen perubahan untuk lingkungan sekitar. Kesehatan anak-anak adalah investasi terbaik untuk masa depan yang lebih baik.
Solusi dan Langkah Bersama untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Masalah stunting dan konsumsi kental manis sebagai susu adalah masalah serius yang memerlukan perhatian semua pihak. Sebagai masyarakat, kita harus lebih kritis dan cermat dalam memilih makanan dan minuman untuk keluarga. Edukasi dan pendampingan yang tepat adalah kunci untuk menciptakan generasi masa depan yang lebih sehat dan cerdas.
Mari bersama-sama kita peduli dan bertindak. Masa depan anak-anak kita ada di tangan kita. Dengan kolaborasi dan komitmen bersama, kita bisa mengatasi masalah stunting dan mengurangi bahaya konsumsi kental manis di masyarakat. Kesehatan anak-anak adalah investasi terbaik untuk masa depan yang lebih baik.